Aku tidak tahu darimana mendapatkan keberanian itu... Sehingga hari itu, aku dengan nekatnya mengirim sms kepada si dia...
Me : IPmu oleh piro, ***?
(Nama disamarkan supaya tidak mengandung salah paham. Huh, aku sudah berpikir bahwa mungkin dia tidak akan membalas smsku, tapi nyatanya...)
Him : Who's it?
(DEG! Ini beneran dia nih yang bales?? Gaya banget pake' inggris-inggris-an segala. -__- Oke. Dia pake bahasa inggris, aku ladenin deh. ~(˘▾˘)~)
Me : Answer my question, first. Then, I'll tell you.
(Hahahaha. Aku sok misterius banget kan? Tapi walaupun begitu, aku deg-deg-an setengah mati lho..)
Him : Never
(Sumpeh nih anak nyebelin gila! Sms sepanjang 2 kalimat, dibalesnya cuma satu kata. -_- Kalo aku enggak suka sama dia, mungkin dia udah aku gorok kali. #eh)
Him : Is it Seyla?
(Hmm, belem sempat aku bales, dia ternyata udah nebak duluan. Dan tebakannya 1000% SALAH! Huh, aku kasihan banget sih. (╥_╥)
Harusnya aku juga sadar kalo aku enggak pernah dipikirin sama dia. Jadi, mana mungkin dia tau kalo itu aku.)
Me : No.
(Setelah aku bales kayak gitu, lama banget dia enggak bales-bales lagi smsku. Haduh, terpaksa deh aku ngaku, karena aku penasaran sama IPK-nya dia.)
Me : This is denok.
(Pura-pura mati cajalah.) (✗_✘)”
Him : 3,17
(Heh, beneran segitu IPK-nya? Kok menurun banget ya? Ck! Ada apa sebenarnya dengannya? Eh, lagian ngapain aku urusin dia ya? Aku kan bukan siapa-siapanya. Yang penting udah tahu IPK-nya)
Aku sudah menyangka jika dia tidak menyimpan nomer handphoneku. Mungkin itu salah satu alasan kenapa aku berani mengiriminya sms. Tapi aku juga sebel, kenapa sih dia nggak punya inisiatif untuk menyimpan nomer handphoneku? Padahal dulu-dulu aku sering banget mengiriminya sms dan aku mengetikkan namaku di akhir sms. Apa aku nggak sepenting itu buat dia? Щ(ºДºщ) (╥_╥)